Sebelumnya jika bukan karena Ibu dan Bapak saya ketergantungan nonton
sinet yang satu ini, saya mana mungkin tahu bagaimana alur ceritanya. Sinetron
ini aslinya bergenre religi.Awalnya
Film ini diputar satu kali tamat atau singkatnya FTV. Film yang diperankan oleh
Mat Solar sebagai pemeran utama dan H.Nani Wijaya sebagai si Emak. Film itu
jika saya tidak salah muncul pada tahun 2009 waktu saya masih SMP. Awalnya saya
apresiasi untuk Film ini merupakan Film Religi yang sangat bagus dan telah
menyedot perhatian banyak masyarakat. Pemeran di dalam Film tersebut sangat
unik-unik dan setiap artis disana benar-benar secara penuh menghayati perannya.
Sebelum menjadi sineton, film ini sangat kental menunjukan bagaimana seorang
Tukang Bubur dengan Giat dan tekun berikhtiar yang disertai doa bias juga naik
haji. Bagian ini menjebatani kita untuk berpikir secara religious terhadap Tuhan-nya jika ingin mencapai sebuah harapan
harus dengan cara demikian. Satu hal yang menjadi ciri khas di Film ini yaitu
pemeran sebagai Haji Muhidin dan Hajjah Maemunah yang iri melihat kesuksesan
keluarga Haji Sulam Si Tukang Bubur yang menurut mereka tidaklah pantas bagi
mereka untuk naik haji dan hanya mereka lah yang pantas menjadi Haji di
kampungnya. Menurut mereka wajar karena mereka orang terkaya dan terpandang di
kampungnya sehingga tidak ingin jika ada orang yang mengunggulinya. Di sinetron
itu jika saya perkirakan sampai ada lebih dari 20 kasus cerita tentang orang
yang diFITNAH. Selain itu masih ada banyak lagi cirri khas sinetron ini, yaitu
:
1.
Menggunjing
2. Menghardik orang miskin
3. Adu Domba atau Provokasi
4. Adegan Syirik (Ma Enok pergi ke Dukun untuk di
susuk supaya menarik perhatian Haji Muhidin)
5. Kejahatan yang terlalu lama di diamkan (datang ngilang)
6. Kata-kata yang kasar dan tidak pantas
7. Perselingkuhan
8. Congkak
9. Gila harta
10. Sumpah Palsu di atas Al-Qur’an (Ini adegan yang
paling parah sepanjang sejarah Sinetron ini)
11. Menjual Anak Perempuannya demi Harta dan masih
banyak lagi
Setelah menjadi sinetron, saya sempat lihat sampai 100
epesode lebih tapi semakin hari sinet ini semakin banyak terjadinya
penyimpangan yang terlalu berlebihan seperti yang saya ungkapkan di atas! Saya pikir
itu sutradara mimpi apa bisa bikin cerita seperti itu??
Okelah, saya rasa sudah cukup!
Saya tegaskan disini mengenai film yang banyak sekali hal
yang tampak bodoh yang harus kita perhatikan
1.
Tujuan cerita semakin hari semakin memudar alias
menghilang alias error. Cerita sudah tidak selaras dengan judul Sinetronnya “Tukang
Haji Naik Bubur”, kenapa tidak diganti saja dengan misalnya “Haji Muhidin Naik
Darah” toh sekarang yang lebih banyak
di ceritakan bukan Haji Sulam lagi, melainkan Haji Muhidin yang dengkinya gak ketulungan.
2.
Sudah hampir 2 bulan atau sekitar 50 episode lebih pemeran utama tidak pernah muncul.
Ini sinetron semuanya pemeran utama kali ya? Mat Solar Kemana? Ditelan bumi
kah? Entahlah.Namun Mat Solar dan H.Nani Wijaya sebagai Haji Sulam dan Si Emak tidak
pernah kelihatan lagi . Yang saya tahu H.Nani Wijaya sedang sakit, yang pada
akhirnya sinetron ini semakin ngawur
saja.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia
berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara (tanda)
kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
baginya.” (HR.At-Tirmidzi)
3.
Perilaku Haji Muhidin menurut saya telah banyak
melecehkan umat muslim. Alhamdulillah, Saya seorang muslim. Bagaimana tidak
geram. Haji Muhidin sebagai Haji dua kali membuat saya malu sebagai orang Muslim
dan saya rasa sikap Haji Muhidin seolah mencoreng Haji-Haji di seluruh
Indonesia terutama pada setiap tutur katanya. Masih kah kita berpikir haji
muhidin seorang muslim?
“Seorang muslim, ialah orang yang kaum Muslimin
selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang hijrah, ialah orang yang
meninggalkan apa yang Allah larang” (HR.Muslim)
4.
Dalam setiap kasus atau permasalahan, saya
melihat setiap musibah tidak pernah di atasi dengan tuntas. Dan berkuranglah
nilai religious dalam sinet ini. Karena saya berpendapat dalam Sinet ini
seperti tidak ada Allah SWT. yang seharusnya
banyak berperan di dalam cerita. Entahlah, tapi di dalam Sinetron ini sudah
menjelaskan tanda-tanda kiamat. Banyak kejahatan yang merajalela. Saat haji
muhidin menjadi pemimpin di Kampungnya bukanlah cerita yang menarik bagi saya.
“Dan janganlah kalian mentaati perintah
orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak
mengadakan perbaikan.” (QS. Asy-Syu’arĂ´` : 151-152)
Kalau kejahatan adalah kesalahan
Tuhan, pertobatan akan menjadi sesuatu yang menggelikan, dan penghukuman
menjadi sesuatu yang tidak adil.
Saya sudah prediksi, sekarang tujuan dan pertanyaan
masyarakat terhadap sinetron ini yang terbesar hanya satu yaitu APAKAH HAJI MUHIDIN AKAN TOBAT ATAU TIDAK?
Sangat Simple.
Masyarakat ngintil-ngintil di belakang kursi sutradara yang
gila rating. Hehe..
Ya, Haji muhidin bisa menjadi cerminan diri, tapi kita harus
ingat jangan pernah menghiraukan betapa banyak dosa yang kita tertumpuk menjadi lupa hanya dengan melihat orang yang lebih berdosa dari kita yang pada akhirnya
kita tidak pernah sempat untuk bermuhasabah
dan intropeksi diri. Bahaya bukan?
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada
Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An-Nur: 31)
Yang jelas sekarang lebih baik kita mendekati Allah SWT. dan selalu minta ampunan-Nya terhadap dosa-dosa kita terdahulu.
Sekian dan Terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar