Kamis, 07 Februari 2013

Cara Menghafal Al-Qur'an


Segala puji Bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad r. Dalam tulisan ini akan kami kemukakan cara termudah untuk menghafalkan al quran. Keistimewaan teori ini adalah kuatnya hafalan yang akan diperoleh seseorang disertai cepatnya waktu yang ditempuh untuk mengkhatamkan al-Quran. Teori ini sangat mudah untuk di praktekan dan insya Allah akan sangat membantu bagi siapa saja yang ingin menghafalnya. Disini akan kami bawakan contoh praktis dalam mempraktekannya:
Misalnya saja jika anda ingin menghafalkan surat an-nisa, maka anda bisa mengikuti teori berikut ini:
1-    Bacalah ayat pertama 20 kali:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا {1}
2-    Bacalah ayat kedua 20 kali:
وَءَاتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوبًا كَبِيرًا {2}
3-    Bacalah ayat ketiga 20 kali:
وَإِنْ خِفْتُمْ أّلاَّتُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَى فَانكِحُوا مَاطَابَ لَكُم مِّنَ النِّسَآءِ مَثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَامَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ذَلِكَ أَدْنَى أَلاَّتَعُولُوا {3}
4-    Bacalah ayat keempat 20 kali:
وَءَاتُوا النِّسَآءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً فَإِن طِبْنَ لَكُمْ عَن شَىْءٍ مِّنْهُ نَفَسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا {4}
5-    Kemudian membaca 4 ayat diatas dari awal hingga akhir menggabungkannya sebanyak 20 kali.
6-    Bacalah ayat kelima 20 kali:
وَلاَتُؤْتُوا السُّفَهَآءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {5}
7-    Bacalah ayat keenam 20 kali:
وَابْتَلُوا الْيَتَامَى حَتَّى إِذَابَلَغُوا النِّكَاحَ فَإِنْ ءَانَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْدًا فَادْفَعُوا إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلاَتَأْكُلُوهَآ إِسْرَافًا وَبِدَارًا أَن يَكْبَرُوا وَمَن كَانَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيرًا فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهَدُوا عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللهِ حَسِيبًا {6}
8-    Bacalah ayat ketujuh 20 kali:
لِّلرِّجَالِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبُُ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيبًا مَّفْرُوضًا {7}
9-    Bacalah ayat  kedelapan 20 kali:
وَإِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ أُوْلُوا الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ فَارْزُقُوهُم مِّنْهُ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفًا {8}
10-           Kemudian membaca  ayat ke 5 hingga ayat ke 8 untuk menggabungkannya sebanyak 20 kali.
11-           Bacalah ayat  ke 1 hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
          Demikian seterusnya hingga selesai seluruh al Quran, dan jangan sampai menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, agar tidak berat bagi anda untuk mengulang dan menjaganya.
- BAGAIMANA CARA MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA?
Jika anda ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka anda harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan anda, kemudian anda memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang anda lakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.
- BAGIMANA CARA MENGGABUNG ANTARA MENGULANG (MURAJA'AH) DAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali anda menambah hafalan tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya, karena jika anda menghafal al quran terus-menerus tanpa mengulangnya terlebih dahulu hingga bisa menyelesaikan semua al quran, kemudian anda ingin mengulangnya dari awal niscaya hal itu akan terasa berat sekali, karena secara tidak disadari anda akan banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal dan seolah-olah menghafal dari nol, oleh karena itu cara yang paling baik dalam meghafal al quran adalah dengan mengumpulkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Anda bisa membagi seluruh mushaf menjadi tiga bagian, setiap 10 juz menjadi satu bagian, jika anda dalam sehari menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga anda dapat menyelesaikan sepuluh juz, jika anda telah menyelesaikan sepuluh juz maka berhentilah selama satu bulan penuh untuk mengulang yang telah dihafal dengan cara setiap hari anda mengulang sebanyak delapan halaman.
Setelah satu bulan anda mengulang hafalan, anda mulai kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, dan mengulang setiap harinya 8 halaman sehingga anda bisa menyelesaikan 20 juz, jika anda telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulang, setiap hari anda harus mengulang 8 halaman, jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah enghafal kembali setiap harinya satu atau dua halaman tergantung kemampuan dan setiap harinya mengulang apa yang telah dihafal sebanyak 8 lembar, hingga anda bisa menyelesaikan seluruh al-qur an.
          Jika anda telah menyelesaikan 30 juz, ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan setiap harinya setengah juz, kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya juga setiap harinya diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama, kemudian pindahlah untuk mengulang sepuluh juz terakhir dengan cara yang hampir sama, yaitu setiapharinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
BAGAIMANA CARA MENGULANG AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH MENYELESAIKAN MURAJAAH DIATAS?
Mulailah mengulang al-qur an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari, dengan demikian maka anda akan bisa mengkhatamkan al-Quran  setiap dua minggu sekali.
Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun insya Allah anda telah mutqin (kokoh) dalam menghafal al qur an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.
- APA YANG DILAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL QUR AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun,  jadikanlah al qur an sebagai wirid harian anda hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi r semasa hidupnya, beliau membagi al qur an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan al-quran setiap 7 hari sekali.
Aus bin Huzaifah rahimahullah; aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagiamana cara mereka membagi al qur an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawab: "kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat,  dan wirid mufashal dari surat qaaf hingga khatam ( al Qur an)". (HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
-         Hari pertama: membaca surat "al fatihah" hingga akhir surat "an-nisa",
-         Hari kedua: dari surat "al maidah" hingga akhir surat "at-taubah",
-         Hari ketiga: dari surat "yunus" hingga akhir surat "an-nahl",
-         Hari keempat: dari surat "al isra" hingga akhir surat "al furqan",
-         Hari kelima: dari surat "asy syu'ara" hingga akhir surat "yaasin",
-         Hari keenam: dari surat "ash-shafat" hingga akhir surat "al hujurat",
-         Hari ketujuh: dari surat "qaaf" hingga akhir surat "an-naas".
Para ulama menyingkat wirid nabi dengan al-Qur an menjadi kata: " Fami bisyauqin ( فمي بشوق ) ", dari masing-masing huruf tersebut menjadi symbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi pada setiap harinya maka:
-         huruf "fa" symbol dari surat "al fatihah", sebagai awal wirid beliau hari pertama,
-         huruf "mim" symbol dari surat "al maidah", sebagai awal wirid beliau hari kedua,
-         huruf "ya" symbol dari surat "yunus", sebagai wirid beliau hari ketiga,
-         huruf "ba" symbol dari surat "bani israil (nama lain dari surat al isra)", sebagai wirid beliau hari keempat,
-         huruf "syin" symbol dari surat "asy syu'ara", sebagai awal wirid beliau hari kelima,
-         huruf "wau" symbol dari surat "wa shafaat", sebagai awal wirid beliau hari keenam,
-         huruf "qaaf" symbol dari surat "qaaf", sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat "an-nas".
Adapun pembagian hizib yang ada pada al-qur an sekarang ini tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.
- BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (MIRIP) DALAM AL-QUR AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan  cara membuka mushaf lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya, kemudian buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika anda melakukan murajaah hafalan perhatikan perbedaan tersebut dan ulangilah secara terus menerus sehingga anda bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan anda menjadi kuat (mutqin).
KAIDAH DAN KETENTUAN MENGHAFAL:
1-    Anda harus menghafal melalui seorang guru atau syekh yang bisa membenarkan bacaan anda jika salah.
2-    Hafalkanlah setiap hari sebanyak 2 halaman, 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib, dengan cara ini insya Allah anda akan bisa menghafal al-qur an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun, akan tetapi jika anda memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka anda akan sulit untuk menjaga dan memantapkannya, sehingga hafalan anda akan menjadi lemah dan banyak yang dilupakan.
3-    Hafalkanlah mulai dari surat an-nas hingga surat al baqarah (membalik urutan al Qur an), karena hal itu lebih mudah.
4-    Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf tertentu baik dalam cetakan maupun bentuknya, hal itu agar lebih mudah untuk menguatkan hafalan dan agar lebih mudah mengingat setiap ayatnya serta permulaan dan akhir setiap halamannya.
5-     Setiap yang menghafalkan al-quran pada 2 tahun pertama biasanya akan mudah hilang apa yang telah ia hafalkan, masa ini disebut masa "tajmi'" (pengumpulan hafalan), maka jangan bersedih karena sulitnya mengulang atau banyak kelirunya dalam hafalan, ini merupakan masa cobaan bagi para penghafal al-qur an, dan ini adalah masa yang rentan dan bisa menjadi pintu syetan untuk menggoda dan berusaha untuk menghentikan dari menghafal, maka jangan pedulikan godaannya dan teruslah menghafal, karena meghafal al-quran merupakan harta yang  sangat berharga dan tidak tidak diberikan kecuali kepada orag yang dikaruniai Allah swt, akhirnya kita memohon kepada-Nya agar termasuk menjadi hamba-hamba-Nya yang diberi taufiq untuk menghafal dan mengamalkan kitabNya dan mengikuti sunnah nabi-Nya dalam kehidupan yang fana ini. Amin ya rabal 'alamin.

Sumber : Google

Haji Muhidin Si Haji Dua Kali



Ada yang tahu Sinetron Haji Muhidin?
Sebelumnya jika bukan karena Ibu dan Bapak saya ketergantungan nonton sinet yang satu ini, saya mana mungkin tahu bagaimana alur ceritanya. Sinetron ini aslinya bergenre religi.Awalnya Film ini diputar satu kali tamat atau singkatnya FTV. Film yang diperankan oleh Mat Solar sebagai pemeran utama dan H.Nani Wijaya sebagai si Emak. Film itu jika saya tidak salah muncul pada tahun 2009 waktu saya masih SMP. Awalnya saya apresiasi untuk Film ini merupakan Film Religi yang sangat bagus dan telah menyedot perhatian banyak masyarakat. Pemeran di dalam Film tersebut sangat unik-unik dan setiap artis disana benar-benar secara penuh menghayati perannya. Sebelum menjadi sineton, film ini sangat kental menunjukan bagaimana seorang Tukang Bubur dengan Giat dan tekun berikhtiar yang disertai doa bias juga naik haji. Bagian ini menjebatani kita untuk berpikir secara religious terhadap Tuhan-nya jika ingin mencapai sebuah harapan harus dengan cara demikian. Satu hal yang menjadi ciri khas di Film ini yaitu pemeran sebagai Haji Muhidin dan Hajjah Maemunah yang iri melihat kesuksesan keluarga Haji Sulam Si Tukang Bubur yang menurut mereka tidaklah pantas bagi mereka untuk naik haji dan hanya mereka lah yang pantas menjadi Haji di kampungnya. Menurut mereka wajar karena mereka orang terkaya dan terpandang di kampungnya sehingga tidak ingin jika ada orang yang mengunggulinya. Di sinetron itu jika saya perkirakan sampai ada lebih dari 20 kasus cerita tentang orang yang diFITNAH. Selain itu masih ada banyak lagi cirri khas sinetron ini, yaitu :
1.       Menggunjing
2.      Menghardik orang miskin
3.     Adu Domba atau Provokasi
4.    Adegan Syirik (Ma Enok pergi ke Dukun untuk di susuk supaya menarik perhatian Haji Muhidin)
5.    Kejahatan yang terlalu lama di diamkan (datang ngilang)
6.      Kata-kata yang kasar dan tidak pantas
7.   Perselingkuhan
8.   Congkak
9.   Gila harta
10. Sumpah Palsu di atas Al-Qur’an (Ini adegan yang paling parah sepanjang sejarah Sinetron ini)
11. Menjual Anak Perempuannya demi Harta dan masih banyak lagi

Setelah menjadi sinetron, saya sempat lihat sampai 100 epesode lebih tapi semakin hari sinet ini semakin banyak terjadinya penyimpangan yang terlalu berlebihan seperti yang saya ungkapkan di atas! Saya pikir itu sutradara mimpi apa bisa bikin cerita seperti itu??

Okelah, saya rasa sudah cukup!

Saya tegaskan disini mengenai film yang banyak sekali hal yang tampak bodoh yang harus kita perhatikan
1.       Tujuan cerita semakin hari semakin memudar alias menghilang alias error. Cerita sudah tidak selaras dengan judul Sinetronnya “Tukang Haji Naik Bubur”, kenapa tidak diganti saja dengan misalnya “Haji Muhidin Naik Darah” toh sekarang yang lebih banyak di ceritakan bukan Haji Sulam lagi, melainkan Haji Muhidin yang dengkinya gak ketulungan.
2.       Sudah hampir 2 bulan atau sekitar  50 episode lebih pemeran utama tidak pernah muncul. Ini sinetron semuanya pemeran utama kali ya? Mat Solar Kemana? Ditelan bumi kah? Entahlah.Namun Mat Solar dan H.Nani Wijaya sebagai Haji Sulam dan Si Emak tidak pernah kelihatan lagi . Yang saya tahu H.Nani Wijaya sedang sakit, yang pada akhirnya sinetron ini semakin ngawur saja.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.” (HR.At-Tirmidzi)

3.       Perilaku Haji Muhidin menurut saya telah banyak melecehkan umat muslim. Alhamdulillah, Saya seorang muslim. Bagaimana tidak geram. Haji Muhidin sebagai Haji dua kali membuat saya malu sebagai orang Muslim dan saya rasa sikap Haji Muhidin seolah mencoreng Haji-Haji di seluruh Indonesia terutama pada setiap tutur katanya. Masih kah kita berpikir haji muhidin seorang muslim?

“Seorang muslim, ialah orang yang kaum Muslimin selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang hijrah, ialah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang” (HR.Muslim)

4.       Dalam setiap kasus atau permasalahan, saya melihat setiap musibah tidak pernah di atasi dengan tuntas. Dan berkuranglah nilai religious dalam sinet ini. Karena saya berpendapat dalam Sinet ini seperti tidak ada Allah SWT.  yang seharusnya banyak berperan di dalam cerita. Entahlah, tapi di dalam Sinetron ini sudah menjelaskan tanda-tanda kiamat. Banyak kejahatan yang merajalela. Saat haji muhidin menjadi pemimpin di Kampungnya bukanlah cerita yang menarik bagi saya.

“Dan janganlah kalian mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (QS. Asy-Syu’arô` : 151-152)

Kalau kejahatan adalah kesalahan Tuhan, pertobatan akan menjadi sesuatu yang menggelikan, dan penghukuman menjadi sesuatu yang tidak adil.

Saya sudah prediksi, sekarang tujuan dan pertanyaan masyarakat terhadap sinetron ini yang terbesar hanya satu yaitu APAKAH HAJI MUHIDIN AKAN TOBAT ATAU TIDAK?

Sangat Simple.

Masyarakat ngintil-ngintil di belakang kursi sutradara yang gila rating. Hehe..
Ya, Haji muhidin bisa menjadi cerminan diri, tapi kita harus ingat jangan pernah menghiraukan betapa banyak dosa yang kita tertumpuk menjadi lupa hanya dengan melihat orang yang lebih berdosa dari kita yang pada akhirnya kita tidak pernah sempat untuk bermuhasabah dan intropeksi diri. Bahaya bukan?

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An-Nur: 31)


Yang jelas sekarang lebih baik kita mendekati Allah SWT. dan selalu minta ampunan-Nya terhadap dosa-dosa kita terdahulu.
Sekian dan Terimakasih.