Minggu, 30 Juni 2013

Nasyid Mengantarkan Saya Kepada Yang Positif

Assalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirahmanirrahim...

Apa kabar sahabat fillah yang sedang membaca ini? Semoga Allah SWT. melimpahkah kasih curah-Nya kepada kita semua dengan Rahmat-Nya yang berharga untuk kita. Amin.

Kali ini saya mau berbagi pengalaman tentang Nasyid. Sudah tahu kan Nasyid itu apa? Ya, lagu-lagu yang bernafaskan islami tentunya. Tapi kok sebelumya gak biasanya ya penulis nulis blog di buka dengan Salam dan Basmalah, biasanya juga enggak tuh? Hehe. Iya bukan karena topiknya tentang islam juga, tapi ternyata saya hilaf sebagai muslim harusnya mengucapkan salam dan basmalah itu dibiasakan dimanapun juga. Karena,

Allah Ta’ala berfirman:
تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً
“Salam yang ditetapkan dari sisi Allah yang berberkah.” (QS. An-Nur: 61)

Dari Abdullah bin Amr -radhiallahu anhu- dia berkata: Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Islam apakah yang paling baik?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”. (HR. Al-Bukhari no. 11, 27 dan Muslim no. 39)

Dari Al-Barra` bin Azib -radhiallahu ‘anhu- dia berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجِنَازَةِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِبْرَارِ الْمُقْسِمِ وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمِ الذَّهَبِ وَعَنْ الشُّرْبِ فِي الْفِضَّةِ أَوْ قَالَ آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَعَنْ الْمَيَاثِرِ وَالْقَسِّيِّ وَعَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْإِسْتَبْرَقِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara: (1)Beliau memerintahkan untuk menjenguk orang sakit, (2)mengiringi jenazah, (3)mendoakan orang yang bersin, (4)memenuhi undangan, (5) menyebarkan salam, (6)menolong orang yang terzhalimi, serta (7)melaksanakan sumpah. Dan beliau melarang kami (1)memakai cincin dari emas, (2)minum dari bejana yang terbuat dari perak, (3)mayasir, (4)qassiy, (5)harir, (6)dibaj, dan (7)istabraq (semua jenis pakaian yang terbuat dari sutera atau campuran sutera).” (HR. Al-Bukhari no. 2265,5204,5414,5754,5766 dan Muslim no. 2066)



Subhanallah! Mari kita biasakan mengucapkan salam, sekarang InshaAllah saya akan biasakan. Danjangan lupa baca Basmalah yaaa ^_^
Kembali lagi ke Nasyid. Di SMA saya mengikuti organisasi islam yang bernama SHARIS (Shaf Remaja Islam) atau barisan remaja islam yang didalamnya terdapat struktur organisasi mulai dari Ketua sampai divisi. Salah satu divisinya adalah Divisi kesenian. Kebetulan (katanya) saya menjadi ketua di divisi Kesenian. Di divisi kesenian terdapat lagi bagian-bagiannya yakni Nasyid dan Kaligrafi. Kebetulan pula saya ditunjuk menjadi salah satu Munsyid atau orang yang menyampaikan dakwah lewat nasyid. Ya walaupun suara saya gak bagus-bagus amat, prinsip saya sih yang penting apa yang saya sampaikan di lagu yang hendak saya nyanyikan.

Sebenarnya ini pukulan bagi saya sekaligus pembelajaran yang berarti. Selama ini, saya tidak penah mendengarkan Nasyid, bahkan lagu-lagu di Hp saya semuanya kebarat-baratan. Ini merupakan kenyataan yang memalukan. Sebagai ketua didivisi kesenian, saya harus betanggung jawab dalam Nasyid di Organisasi ini. Sebenarnya saya malu, terlebih lagi saat teman-teman saya yang lain yang sudah terbiasa suka dengan nasyid, saat kami latihan, sepertinya hanya saya yang tidak kenal dengan apa yang mereka senandungkan. Sungguh memalukan. Ya Allah ampuni saya.

Lalu, saya tidak bisa untuk tidak terang-terangan. Teman-teman saya disana sepertinya sudah tahu jika saya ini kurang mendalami nasyid. Tapi, karena tanggung jawab saya sebagai Musyid saya harus kerahkan semua lagu-lagu yang saya kenal untuk saya abaikan dan saya belajar mengenal nasyid.

Guru saya berkata pada kami para munsyid, "Jika kalian ingin mencari popularitas, ingin di puji orang, bukan disini tempatnya. Nasyid bukanlah tempat untuk mencari popularitas.". Ya memang betul, saya pribadi saat mengenal awal-awal di nasyid menyimpulkan bahwa ini adalah dakwah.
Bahkan sekian banyak lagu-lagu yang di luar sana tidak bisa saya samakan dengan lagu-lagu nasyid.

Pelatih saya selalu berkata, "Saat tampil nanti, ingat selalu membaca istigfar!"
Ya, untuk menghindari syirik kecil, saat dimana nanti ada tepukan tangan dari penontun yang memabukkan kita dan walaupun itu hanya sesaat tapi sangat berbahaya. Lalu, beliau juga berkata, "Tujukan semua ini hanya untuk Allah! Istiqomahlah dalam bernasyid!". Ya, takutnya ada perasaan ingin dapet kompensasi, bisa jadi itu seperti bukan dakwah lagi tujuannya. Itu yang saya pelajari.
Hal terakhir adalah saat pelatih saya bertanya, "bilamana kalian nanti dipanggil untuk bernasyid lalu kalian mendapatkan uang, apa yang akan kalian pikirkan terlebih dahulu?" Kami semua terbengong. Ya apa ya? Mungkin anak remaja seperti kami pasti menganggapnya belum terlalu mendalam. Tapi beliau berpesan, "itu tetap rejeki dari Allah, tapi kalau teteh ya yang sudah dewasa jika menerima uang habis tampil rasanya hati itu bergetar". Ya, antara kebimbangan dalam pertanyaan Ya Allah apakah ini halal? Ini uang hasil keringat saya dalam mengenalkan nama-Mu dalam bernasyid.

Ya, banyak sekali pelajaran. Saya pribadi rasanya tidak pantas untuk dijadikan munsyid, tapi saya ingin. Sepertinya saya telah gagal mengetuai divisi kesenian. Kaligrafi saja saya belum mampu. Tapi saya bersyukur karena banyak hal positif yang saya dapatkan saat mempelajari Nasyid. Bukan mengetuai, tidak ada kata ketua disana. Karena kami semua belajar bersama.

Ada satu lagu yang sangat indah bagi saya. Ini saya jadikan salah satu contoh Nasyid dan yang saya favoritkan.

Nantikanku Di Batas Waktu - Edcoustic

Berdoa di kedalaman hatiku
Tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalehanku
Yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata
Sungguh walau ku kelu
Tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu dalam diriku
Jangan salahkan
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang
Nanti ku bawa kau pergi
Ke syurga abadi
Kini belumlah saatnya
Aku membalas cintamu
Nantikanku di batas waktu

Lagunya gak kalah sama lagu Muse Unintended. Hehehe. Tapi memang gak bisa di samakan dengan lagu lain. Lagunya memenangkan jiwa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar